City Guides Event Foods Lifestyle

Bersantap Aman Dengan Vaksinasi Tifoid

Food is my passion! Bagi saya memasak dan mencicipi makanan bukan sekedar pekerjaan tapi sudah menjadi gaya hidup. Sebagai food blogger dan konten kreator kegiatan harian saya tentunya sangat berkaitan erat dengan makanan. Hari-hari saya banyak saya habiskan di dapur untuk membuat konten atau sekedar memasak makanan favorit keluarga.

Jika sedang libur dan malas memasak biasanya saya menghabiskan waktu dengan berwisata kuliner untuk sekedar mencicipi makanan dan jajanan yang sedang populer. Selama pandemi walaupun tidak bisa traveling dan kebanyakan waktu saya habiskan di rumah tapi kegiatan kuliner tidak berhenti begitu saja.

Kurangnya kegiatan selama work from home membuat keinginan untuk mencicipi makanan baru semakin bertambah. Belum lagi kegiatan memotret produk makanan dan review makanan membuat meja makan setiap hari dipenuhi dengan makanan dan jajanan.

Bagi kebanyakan orang mungkin pekerjaan sebagai food blogger terlihat menyenangkan, tapi ada resiko tersendiri yang mengintai para food blogger dan orang-orang yang bekerja di Industri kuliner. Salah satunya adalah penyakit tipes atau demam tifoid yang dapat menyebar melalui makanan.

Apa itu Food Borne Disease

Ngomongin mengenai penyakit tipes, kebetulan sekali beberapa waktu yang lalu Sanofi Pasteur Indonesia meluncurkan kampanye Santap Aman untuk mensosialisasikan pentinganya vaksin tifoid untuk mencegah penularan penyakit melalui makanan terutama penyakit tifoid.

Food borne disease atau penyakit yang menular melalui kontaminasi makanan atau minuman bisa terjadi pada tahap mempersiapkan bahan makanan, proses pengolahan, penyajian, pengemasan, penyimpanan, dan bahkan tahap pengantaran makanan.

Peluncuran kampanye #Santapaman yang bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional ini menghadirkan dr. Suzy Maria, Sp.PD, K-AI, dr. Dhani Arifandi dan William Gozali sebagai narasumber. Acara yang disiarkan secara langsung melalui Instagram dan Youtube @kenapaharusvaksin dihadiri rekan-rekan media, foodies dan blogger dari komunitas Indonesian Food Blogger.

Ada beberapa resiko yang dapat menyebabkan penyakit tipes salah satunya adalah melalui bakteri Salmonella typhi. Ketika kita mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi, kemudian bakteri akan menginfeksi saluran cerna dan kemudian menyebar ke bagian tubuh yang lain dan dapat menyebabkan demam, nyeri otot, sakit kepala, kelelahan, serta timbulnya ruam pada kulit.

Pencegahan Demam Tifoid

Tapi bukan hanya food blogger dan orang-orang yang bekerja di dunia kuliner saja yang rentan terhadap penyakit tifoid, masyarakat awam pun berisiko terjangkit. Di Indonesia, demam tifoid termasuk penyakit endemik yang penyebarannya yang cukup tinggi yaitu mencapai 500 kasus per 100.000 penduduk per tahun.

Karena penyebarannya yang melalui makanan maka cara paling tepat untuk mencegah food borne disease adalah dengan cara memperhatikan sumber pangan kita. Dari mana makanan kita berasal, cara pengolahannya bahkan cara penyimpanannya juga perlu diperhatikan. Menurut dokter spesialis penyakit dalam, dr. Suzy Maria, Sp.PD-KAI selain menerapkan standar kesehatan dan mengolah makanan secara higienis cara lain adalah dengan vaksinasi tifoid.

dr. Suzy Maria, Sp.PD-KAI, mengatakan Food borne disease seperti demam tifoid dapat dicegah dengan cara menjaga sanitasi dan higienitas pribadi dan menghindari kontak dengan penderita. Mengingat Indonesia masih merupkan negara endemik tifoid, maka vaksinasi merupakan langkah optimal serta efektif untuk mencegah demam tifoid. Cara kerja vaksinasi untuk penyakit tifoid yaitu meningkatkan sistem imun tubuh untuk melawan infeksi bakteri Salmonella Typhi. Vaksinasi dapat dilakukan mulai usia dua tahun ke atas dan untuk mendapatkan perlindungan maksimal, seseorang direkomendasikan mendapat vaksinasi tifoid setiap tiga tahun sekali.““`

Di kesempatan yang sama, Head of Medical Sanofi Pasteur Indonesia, dr. Dhani Arifandi T., menambahkan, “Di Sanofi Pasteur, kami berkomitmen menjadi mitra kesehatan terpercaya yang menyediakan perlindungan kesehatan berkualitas melalui vaksin dan mengedukasi berbagai pihak mengenai pentingnya vaksinasi. Di kampanye #SantapAman, kami mengajak semua pihak agar senantiasa menjaga higienitas saat menyiapkan makanan, rutin mencuci tangan, dan selangkah lebih maju dengan memberikan perlindungan untuk diri serta keluarga dari risiko penularan

Selain anak di atas usia 2 tahun yang imunitas tubuhnya masih lemah orang dewasa juga sebaiknya mendapatkan vaksin tifoid agar terhindar dari demam tifoid. Setiap dosis suntikan akan bekerja melindungi secara maksimal selama 3 tahun. Setelah 3 tahun kerja vaksin akan menurun dan vaksinasi perlu diulang agar tubuh mendapat perlindungan optimal.

Salah satu jenis vaksin tifoid yang umum digunakan adalah vaksin tifoid injeksi polisakarida Vi. Data setelah pemantauan selama 20 bulan menunjukkan vaksin tifoid jenis ini memberikan perlindungan terhadap penyakit tifoid sebesar 74%. Vaksin ini dapat diperoleh di klinik atau rumah sakit atau fasilitas di sekitar kita.

Makanya biar aman dan tidak khawatir lagi untuk kulineran sebaiknya segera lakukan vaksin tifoid agar terhindar dari penyakit demam tifoid. Untuk info lebih lanjut bisa follow akun @kenapaharusvaksin

You Might Also Like

2 Comments

  • Reply
    [email protected]
    November 19, 2021 at 6:08 PM

    Foto terakhir itu menggiurkan makanannya, ikan asin or tahu ?

  • Reply
    Matius Teguh Nugroho
    November 25, 2021 at 12:46 PM

    Foto-fotonya estetik amaaattt!
    Yuk vaksin tifoid, mbak. Biar food blogger dan traveler kayak kita tetap aman kelayapan.

  • Leave a Reply